Posted by : Unknown Sabtu, 21 Maret 2015

PKS-Berkoalisi-dengan-Gerindra
ISLAMTOLERAN.COM- Kemenangan Partai Golongan Karya pimpinan Agung Laksono atas kubu Aburizal Bakrie (Ical) mengubah peta politik Tanah Air. Agung Laksono sudah dipastikan akan segera membawa beringin keluar dari gerbong Koalisi Merah Putih yang selama ini memilih bersikap oposisi terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Cuplikan dari sumber :
Detik News Rabu, 11/03/2015 11:39 WIB Golkar Agung Menang, Koalisi Merah Putih Rontok
"Bahwa Partai Golkar tidak terikat koalisi, dia bebas memposisikan diri mendukung pemerintah yang kritis," kata Agung kepada wartawan di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (10/2/2015) kemarin.
Sumber lain :
Kompas.com Selasa, 10 Maret 2015 | 15:45 WIB Agung Laksono Pastikan Golkar Keluar dari KMP dan Dukung Pemerintahan Jokowi
Dengan keluarnya Partai Golkar, kekuatan Koalisi Merah Putih di Dewan Perwakilan Rakyat kian berkurang. Dan sesuai ramalan banyak orang di awal terbentuknya KMP (Koalisi Merah putih), maka kemungkinan besar Koalisi yang tadinya digembar-gemborkan akan permanen ini kemungkinan akan runtuh dan hanya menyisakan Gerindra dan PKS sebagai Benteng terakhir KMP yang sudah sangat rapuh itu.
10848807_595704867196011_6762003422934075632_o-e1426148390622
Virus berbahaya itu bernama PKS
Usai pengumuman resmi KPU terkait pemenang pilpres 2014, Petisi yang berjudul Menolak PKS Masuk Gerbong Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla menyebar di dunia maya. Dan dalam waktu singkat langsung ditandatangani oleh puluhan ribu rakyat Indonesia yang melihat bahayanya bila PKS masuk ke dalam pemerintahan.
Petisi tersebut mendukung rencana Jokowi untuk bersilaturahmi ke partai politik yang berseberangan. Namun menolak keras jika Jokowi akan bersilahturahmi dengan PKS. "Akan tetapi untuk PKS harga mati terlarang untuk untuk dikunjungi! terlepas dari apapun pertimbangan pak jokowi, tetap saja mereka patut dicurigai sebagai musuh dalam selimut. lebih baik biarkan mereka oposisi sendirian dan dikucilkan di parlemen," tulis Agus Sutondo, Warga Depok, Jawa Barat, yang membuat petisi ini di situs change.org.
Ia juga mengatakan PKS memiliki agenda terselubung dan tersembunyi di NKRI dan menyebarkan virus berbahaya. Petisi tersebut dalam waktu singkat langsung ditandatangani puluhan ribu orang dan memenuhi target 100%. Petisi ini juga dipenuhi komentar yang bernadakan kebencian terhadap PKS.
Di antaranya dari Eko Raharjo, ia mengatakan PKS lebih tepat dalam golongan penghianat yang cuma berpura-pura kritis.
Memang dari dulu bahkan saat berkoalisi dalam pemerintahan SBY pun PKS terbukti sudah berkali-kali berkhianat baik dalam parlemen maupun pemerintahan.
Tidak heran bila Partai Demokrat pun telah mencap PKS sebagai partai Pengkhianat. Tentu saja pengalaman buruk berkali-kali yang dialami partner koalisi PKS sebelumnya ini tidak ingin diulangi oleh pemerintahan Jokowi dan KIH. Sudah menjadi anggapan umum bahwa PKS disebut sebagai Virus berbahaya pembawa sial bagi koalisinya.
Berikut isi lengkap petisi yang berjudul Menolak PKS Masuk Gerbong Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla:
Petisi
oleh Agus Sutondo
Kota Depok, Indonesia
Rencana pak Jokowi yang akan bersilaturahmi ke partai politik yang bersebrangan sangatlah baik dan menunjukan sikap kenegarawan. akan tetapi untuk PKS harga mati terlarang untuk untuk dikunjungi! terlepas dari apapun pertimbangan pak Jokowi, tetap saja mereka patut dicurigai sebagai musuh dalam selimut. lebih baik biarkan mereka oposisi sendirian dan dikucilkan di parlemen.
Sangat tidak penting dan tidak ada manfaat apapun bersilaturahmi dengan PKS, karena mereka memiliki agenda terselubung dan tersembunyi di NKRI. jangan pernah beri kesempatan serta peluang apapun untuk PKS! karena di momentum tertentu terbiasa sering menggigit dan menyebarkan virus berbahaya.
Masih sangat hangat dan akan teringat selamanya, bagaimana PKS menyerang secara membabi buta disaat musim kampanye pilpres. mereka sebarkan isu sara yang bisa membahayakan persatuan dan kesatuan republik indonesia yang kita cintai ini!
Semoga pak jokowi bisa mengerti dan memahami perasaan para pendukung nya, karena akan banyak yang merasa tidak setuju jika pak Jokowi membuka pintu untuk PKS. lantaran sudah sangat nyata dan fakta PKS selalu berusaha menusuk dari depan dan dibelakang yang mengancam persatuan indonesia!
Petisi ini bertujuan untuk melawan lupa, atas apa yang telah dilakukan PKS yang sangat jauh dari nilai menghargai dan menghormati perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. sehingga dijadikan salah satu pertimbangan agar pak jokowi tegas, memaafkan boleh tapi tidak untuk melupakan
PKS jangan pernah diajak kompromi ataupun diajak bergabung, jangan pernah buka peluang apapun dan jangan beri kesempatan walau secuil pun di dalam pemerintahan yang baru.
Keikhlasan Prabowo yang dijebak dan ditipu oleh PKS
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dukungan PKS pada Prabowo yang sedemikian kuat di depan publik pada saat kampanye Pilpres 2014 lalu sebenarnya mengundang kecurigaan. Betapa tidak? Dukungan “buta” ini telah menjerumuskan Prabowo untuk mengambil keputusan-keputusan blunder yang justru merugikan dirinya sendiri dan masa depan politiknya ke depan. Prabowo menolak hasil Pemilu berdasarkan real count PKS yang mengandalkan kader-kader militan dan saksi-saksi di setiap TPS. Ada apa dibalik semua ini? Dari rekam jejak PKS kita tahu, partai ini untung besar sementara Prabowo “buntung” baik dari segi finansial maupun image-nya ke depan.
Pertama-tama kita tahu, PKS ragu mendukung Prabowo karena latar belakangnya dan kiprah adiknya, Hasyim, yang terang-benderang pernah menyerang PKS secara brutal. Pidato Hasyim di USINDO yang menuduh PKS memecat orang-orang kristen di Departemen Pertanian betul-betul membuat berang PKS. Tentu saja hinaan ini tidak bisa hilang begitu saja dan harus ada kompensasinya. Karena itulah, mahar dukungan PKS untuk Prabowo sangat mahal. Kelihatannya dengan mahar ini PKS bisa memenuhi target 3T yang sempat gagal karena terbongkarnya skandal Fathanah dan LHI dalam kasus sapi.
Mahar dukungan ini juga ditambah dengan biaya saksi dari kader PKS dan biaya real count dan amunisi kampanye untuk para kader partai dakwah ini. Bayangkan saja, direktur Puskaptis yang mengeluarkan hasil “quick quant” (bukan quick count, karena abal-abal) pernah mengatakan biayanya 20 M. Apalagi real count PKS dengan data dari para saksi PKS dari semua TPS yang jumlahnya ribuan, pasti biayanya berkali-kali lipat.
Dan tentu saja PKS tidak mau rugi. Kalau datanya riil dari semua TPS dan ditabulasi, tentu butuh waktu dan biaya besar untuk membayar semua saksi itu. Kalau quick count betulan yang dijalankan, biaya milyaran hanya akan bocor dan menetes ke banyak kader PKS. Tentu ini tidak akan menguntungkan partai yang memang sedang butuh uang untuk perjalanan politik ke depan yang diperkirakan tidak bisa lagi gabung di pemerintahan sehingga tidak akan punya lagi akses ke sumber-sumber pendanaan dari berbagai kementerian. Karena itulah, ditenggarai real count PKS juga abal-abal.
Di kompasiana beberapa penulis telah membuka rahasia keajaiban real count PKS ini. Hanya berbekal tabulasi excel, PKS berhasil memenangkan Prabowo dalam real count dan biayanya sangat murah. Apalagi tabulasi excel ini sudah ada sebelumnya untuk memprediksi hasil di setiap propinsi, kabupaten, kecamatan, dan kelurahan seluruh Indonesia.
Praktis, dana operasional quick count dan real quant PKS sebagian besar bisa masuk ke pundi-pundi partai untuk persiapan lima tahun ke depan sebagai partai oposisi. Bukan itu saja, begitu Prabowo menolak hasil pemilu KPU, PKS bergembira karena dana operasional untuk menemukan bukti-bukti kecurangan akan bertambah besar. Bayangkan saja, Prabowo hanya menggantungkan data pemilu dari PKS, karena itu partai ini bisa minta berapa pun biayanya. Sekali lagi, PKS untung besar dan Prabowo-Hasyim harus menguras kantongnya.
PKS berpolitik dengan cerdik. Dukungannya pada Prabowo adalah balas dendamnya pada Hasyim.
Balas Dendam terselubung PKS yang dilancarkan kepada Hashim dan Prabowo
Dalam acara The United States Indonesia Society Washington Special Open Forum Luncheon 17 Juli 2013, Wakil ketua Dewan Pembina Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo memberikan pernyataan yang diunduh di YouTube mengenai pemecatan 76 karyawan beragama Kristen di Kementrian Pertanian yang dipimpin PKS selama sembilan tahun terakhir. ”Tindakan intoleransi PKS ini tidak bisa didiamkan”, ujar Hasyim.
PKS tak menanggapi serius pernyataan Hasyim tersebut, Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq menyatakan bahwa pernyataan itu masih perlu diklarifikasi dan terjadi ketika komunikasi Gerindra - PKS belum terjalin.
Sumber :
Tempo.co : PKS Abaikan Tuduhan Adik Prabowo
Rupanya, seperti biasa PKS memainkan senjata andalannya yaitu jurus muna, lain dimulut dan lain pula yang dilakukan, karena sebetulnya PKS sangat tersinggung, marah dan telah mempersiapkan strategi balas dendam untuk menghancurkan Gerindra dengan cara yang cerdas yaitu merapat ke Gerindra untuk bertarung di Pilpres melawan Jokowi setelah terpuruk di Pileg yang gagal meraih target suara 20 persen dan hanya meraih 6,79 persen berada di ranking 7 dan tidak memungkinkan untuk mencalonkan Presiden dari partainya sendiri. Karena itu PKS segera merapat kepada Prabowo dan menyatakan memberikan dukungan penuh mencalonkan Prabowo sebagai Capres.
Prabowo yang mengira bahwa sebuah partai dakwah layak untuk dipercaya dan dijadikan mitra koalisi, maka dengan pertimbangan PKS memiliki kader2 militan dan piawai masalah IT dan dominan di Medsos seperti Twitter dan Facebook, maka Prabowo menyambut hangat uluran tangan PKS yang tentunya tidak gratis alias ada mahar yang tidak murah di dalamnya. Diharapkan bahwa kader2 PKS ini bisa mendongkrak elektibilitas Prabowo untuk memenangkan Pilpres.
Meskipun telah menjalankan aksi kampanye negatif tingkat dewa melalui media yang dikuasainya, PKS mencoba membuat quick count lewat Puskaptis yang memenangkan Prabowo, dan juga real count dengan data tabulasi excel yang kembali memenangkan Prabowo dan membuat Prabowo puas dan senang. Tetapi fakta berbicara lain ketika KPU mengumumkan hasil real count yaitu Jokowi-JK memperoleh 53.15% suara, dan setelah digugat ke MK, hasil KPU ini disahkan oleh MK.
Dengan dana mahar dan operasional quick count dan real count yang diterima PKS, sebagian besar masuk ke pundi2 partai untuk persiapan di tahun 2019, sebagai oposisi, meskipun akhirnya Prabowo dinyatakan kalah, PKS masih merasa untung, dan Prabowo lah yang buntung, karena selain gagal nyapres juga telah menggelontorkan dana yang tidak murah kepada PKS.
Mengapa PKS makin terpuruk dan makin dibenci rakyat?
Sebagai penjelasan tambahan yang melatarbelakangi uraian di atas, mari kita tinjau lagi mengapa sampai PKS ini makin terpuruk dan makin dijauhi oleh rakyat?
Secara Syariat, pandangan kritis, koreksi, nasehat, analisis, dan seterusnya yang berkaitan dengan kesalahan PKS harus disampaikan. Mengapa? Karena kasus yang membelit elit PKS itu terkait dengan masalah risywah (suap), Fitnah/Hujatan dan gratifikasi seks. Kalau kita bersuara kalem, mencari 1001 alasan toleransi, atau menutup-nutupi masalah ini, jelas Syariat Islam yang akan dikorbankan. Nanti masyarakat akan berkomentar: “Oh ternyata, kalau yang melakukan suap dan seks ilegal kalangan elit partai Muslim, gak apa-apa ya.” Ini sangat berbahaya.
PKS terpuruk ini tidak terlepas dari dua alasan besar: arogansi elit dan keterbelahan komunitas. Hal-hal ini menjadi sebab yang membuat partai itu makin terpuruk dan sulit diselamatkan.
AROGANSI ELIT PKS. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa elit-elit PKS sangat sombong dan angkuh. Mereka nyaris tidak pernah mau mendengar nasehat, masukan, kritik, atau taushiyah dari saudara-saudaranya sesama Muslim. Kasus-kasus politik sudah banyak beredar, sejak tahun 2004 sampai saat ini. Tidak terhitung banyaknya suara-suara, aspirasi, dan harapan dari kaum Muslimin agar PKS lebih peduli dengan nasib kaum Muslimin dan persoalan hidupnya. Tetapi elit-elit PKS seperti punya road map(peta jalan) sendiri. Mereka tidak peduli dengan suara-suara itu, bahkan cenderung meremehkan.
Nasehat-nasehat telah banyak berhamburan ke meja elit PKS. Bahkan mundurnya kader, ustadz, serta pendukung PKS merupakan signal-signal yang mestinya ditangkap. Bahkan kekalahan PKS dalam even-even politik, seperti kekalahan dalam Pemilu 2009 di wilayah Jakarta dan Pilkada Jakarta 2012, mestinya itu juga menjadi nasehat. Ketika meledak kasus anggota DPR nonton video porno saat sidang paripurna, itu juga nasehat perih bagi mereka. Tetapi semua itu ditepiskan begitu saja oleh elit-elit PKS. Seakan partai ini benar-benarmerasa tidak membutuhkan orang lain sedikit pun (kecuali bagi yang punya duit).
Inilah arogansi. Ini sangat berbahaya.
Allah SWT berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Inna Allaha la yuhibbu kulla mukhtalin fakhoor (31:18)
Yang artinya : "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri".
Sombong ini adalah watak para tiran seperti Namrudz, Fir’aun, Abrahah, Abu Jahal, dan seterusnya. Bahkan kesombongan itu yang membuat Iblis terkena laknat Allah Ta’ala sampai akhir zaman.
Ketika elit-elit PKS merasa besar, merasa pintar, merasa paling waqi’ dalam soal politik, merasa tidak membutuhkan orang lain; maka datanglah nasehat-nasehat manusia untuk mengingatkan mereka. Namun ketika nasehat itu sudah menumpuk, tak didengarkan juga; akhirnya datanglah NASEHAT ILAHIYAH yang sangat menyakitkan. Pemimpin tertinggi PKS terlibat kasus suap, dan disana ada intrik-intrik permainan perempuan. Masya Allah, nas’alullah al ‘afiyah.
KETERBELAHAN KOMUNITAS.
Jujur, kalau bicara tentang PKS, kita seperti serba salah. Jika melihat kelakuan elit-elit PKS, mereka sangat arogan, oportunis, dan terkesan berpolitik “menghamba kekuasaan” belaka. Apalagi kalau membayangkan sosok Fahri Hamzah saat lagi bicara menggebu-gebu, dengan bibirnya yang bergerak kesana-kemari.
Nyata-nyata terdapat GAP (keterbelahan) yang jauh antara elit-elit PKS dan para kader/pendukung mereka di bawah. Di tingkat elit kelakuan mereka sangat buruk, benar-benar munafik dan dengan sengaja menjual dukungan kader/bawahan untuk mencapai keuntungan-keuntungan politik. Fungsi para kader/pendukung itu seperti TANGGA yang diinjak-injak orang agar bisa mencapai posisi tinggi. Bukan rahasia lagi bahwa elit-elit PKS hidupnya glamour, menumpuk kekayaan, dari hotel ke hotel
Ada keterputusan aspirasi dari bawah ke atas karena kalangan atasnya berfoya-foya dengan dunia. Masya Allah, laa haula wa laa quwwata illa billah.
Mungkin pertanyaannya: “Mengapa kader-kader atau para pendukung itu diam saja? Mengapa mereka tidak melakukan koreksi atau perbaikan? Apa mereka tidak punya kemandirian?”
Jawabannya:
Pertama: mereka sudah melakukan itu semua. Tetapi aspirasi mereka mampet (tersumbat). Seakan aspirasi mereka “hanya ditampung saja” sembari tidak ada niatan dilaksanakan. Tetapi kalau kader-kader itu sekaya Chairul Tanjung, Adang Dorodjatun, atau Hary Tanoe; yakinlah elit-elit PKS akan menggelar karfet merah untuk menyambutnya.
Kedua: sistem hirarki politik ketat yang diterapkan di tubuh PKS membuat semua aspirasi yang disampaikan oleh bawahannya mudah dimentahkan begitu saja. Kalau aspirasi itu tidak sesuai dengan kepentingan dan selera elit partainya, ia seketika dibuang ke tempat sampah. Bahkan kader-kader yang terkenal kritis tidak sedikit di-isolasi, dipinggirkan, atau digosipkan dengan rumor-rumor tertentu.
Inilah alasan utama keterpurukan PKS saat ini. Mereka terpuruk, karena elit-elitnya sudah tak mampu mendengar nasehat lagi; mereka terlalu arogan. Akibatnya, datanglah NASEHAT ILAHIYAH yang rasanya ketika menimpa mereka, amat sangat menyakitkan dan menekan. Ya, kalau manusia sudah tak mampu menasehati, Rabbul ‘alamin yang akan menasehati.
PKS Membawa & Menyebarkan Virus Fasis
Sudah merupakan rahasia umum, selama ini PKS selalu mengatasnamakan Allah dan Islam untuk kepentingan dan tujuan politiknya. Bahkan PKS selama ini terbukti sering melancarkan senjata utamanya berupa tuduhan/hujatan seperti yang pernah meraka sampaikan kepada pak Jokowi sebagai Komunis, Agen Israel, Agen Amerika, Antek Kristen dan lain-lain. Di kalangan kaum fanatik seperti kaum PKS ini, tuduhan sebagai agen Israel dan antek Amerika adalah sebuah VONIS MATI. Melemparkan tuduhan gila semacam ini sama artinya dengan melemparkan siappun yang mereka tuduh ke tengah kawanan singa lapar. Ke tengah orang-orang fanatik yang percaya membunuh orang yang berseberangan pandangan dengan mereka akan mendapat pahala yang tinggi. Yang kalau dalam prosesnya sampai menyebabkan kematianpun, itu bukan kematian biasa. Tapi itu adalah 'syahid' nilai kematian tertinggi sehingga begitu sampai di surga mereka akan disambut 70 bidadari.
PKS ini adalah partainya kaum fasis, bisa disebut begitu karena bagi mereka satu-satunya kebenaran adalah kebenaran versi mereka sendiri. Sementara definisi fasisme sendiri kurang lebih berarti : "isme yang mempromosikan supremasi dirinya [kelompoknya] lebih dari yang lainnya dimana supremasi itu sendiri dianggap merupakan kondisi yang terberi".
Karena definisi fasisme seperti itulah Hitler disebut fasis. Hitler fasis karena dia bilang kalau orang Jerman Aria itu ras nomor satu, ras paling unggul sementara ras-ras lainnya itu cuma 'monyet'. Suharto disebut fasis karena tindakan Suharto cenderung mensupremasikan kedudukan Jawa diatas suku bangsa lainnya. Jepang di jaman Hirohito itu disebut fasis karena mereka percaya bahwa mereka adalah anak tuhan di Asia, kaisar Jepang sendiri jadi Tuhannya, sementara orang asia lainnya kalau bukan monyet, paling jadi adik kecilnya. Israel dengan Zionismenya disebut fasis karena bagi mereka umat Yahudi adalah satu-satunya umat pilihan Tuhan di dunia, umat selainnya termasuk kita di Indonesia ini apalagi orang Palestina ya cuma monyet.
PKS sendiri, jelas menjurus ke arah fasis! Semua tindak tanduk mereka ala wahabi yang serba ngarab dan dianjurkan sekali untuk ngarab. Lihat gaya berpakaian mereka. Atau lihat gaya mereka anak-anak ras mongoloid yang secara genetik memang tidak dianugerahi hormon yang memungkinkan jenggot tumbuh lebat memaksa diri menumbuhkan jenggot meskipun tumbuh hanya beberapa lembar saja, supaya terlihat mirip dengan orang arab. sesama merekapun mereka memanggil dengan sebutan "ikhwan" dan "akhwat". Bagi anggota PKS, orang lain yang non partainya yang tidak sepemikiran atau tidak menganut aliran Wahabi seperti mereka kalau bukan "anjing kurap" ya cuma "monyet".
Karena memang sama-sama fasis, kelakuan PKS ini persis sama dengan Soeharto pahlawan mereka. Baik PKS maupun Soeharto memiliki hobi yang sama yaitu membuat HANTU untuk menakut-nakuti orang yang berseberangan pandangan dengan mereka. Kalau Soeharto terkenal dengan hantu KOMUNIS dengan bahaya latennya maka PKS ini punya hantu peliharaan yang bernama 'Agen Israel dan Antek Amerika'.
Sikap Soeharto dan PKS terhadap orang yang mereka tuduh sebagai HANTU yang mereka buat sendiri itupun juga sama. Bagi mereka, tanpa perlu pengadilan apapun, orang yang sudah dicap sebagai hantu itu sudah layak untuk dilenyapkan. Seperti juga Soeharto, PKS dan para simpatisan fanatiknya juga tidak membutuhkan data dan fakta apapun untuk membuktikan tuduhannya. Cukup fantasi gila di kepala mereka.
Yang membedakan PKS dan Soeharto cuma pada tingkat kekuatan saja, jika Soeharto punya pasukan dan sampai hari inipun masih didukung penuh oleh militer di belakangnya. PKS ini masih 'Bayi Fasis' yang sedang membangun kekuatannya dengan membentuk lasykar-lasykar berani mati yang meneriakkan Allahu Akbar setiap kali mereka menghantam orang yang berseberangan.
Tapi kalau terus dibiarkan, PKS yang tumbuh besar dengan bibit-bibit fasis dalam dirinya ini akan terus tumbuh membesar dan menghancurkan seluruh peradaban. Rata-rata kampus di Indonesia (terutama kampus negeri dan kampus islam) kebanyakan merasakan hal ini. Bagi yang sadar bahayanya pasti akan segera menghindar. Namun kebanyakan mahasiswa yang masih lugu banyak yang terjebak dalam faham fasisme ala PKS ini.
Setiap ada yang sadar dan berusaha mengingatkan maka langsung diserang, langsung direka-reka dan ditanyakan siapa di belakangnya, siapa yang mendanainya, apa kaitannya dengan Israel dan Amerika dan segala macam hujatan dan fitnahan keji lainnya. Semua yang bertentangan dengan mereka tanpa tedeng aling-aling pasti langsung akan dicap sebagai agen Israel atau Antek Amerika atau bahkan agen komunis.
Biarpun hampir semua tuduhan itu Cuma kosong melompong tanpa bukti seperti yang pernah mereka gunakan bertubi-tubi untuk menfitnah Pak Jokowi dan Ahok.
Ini merupakan salah satu hal yang membuka mata dan menyadarkan sebagian besar rakyat Indonesia yang rata-rata sudah malas dan muak melihat gaya sok islam (wahabi), sok suci, gaya sok ngarab dan terutama kebiasaan sembarang tuduh PKS yang membabibuta sementara ujung-ujungnya para elitenya (bahkan pimpinan dan ketua umumnya) terbukti telah berbuat hina dan merendahkan martabat bangsa dan agama Islam sendiri.
Virus PKS di dunia pendidikan di Indonesia
Bahkan kami melihat betapa bahayanya PKs yang telah merusak dunia pendidikan dan dunia kampus dengan cara rekrutmen kader yang dilakukan mereka
Di situlah letak Kunci utama strategi PKS yaitu “pengkaderan” politik dengan mengatasnamakan Allah dan Islam.
Salah satu cara pengkaderan PKS adalah optimalisasi organ sayap partai untuk rekruitmen kader dari bawah dan pangsa pasarnya adalah dunia kampus. Organisasi sayap yang digunakan PKS adalah KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).
Apa yang dilakukan oleh KAMMI sangatlah mencederai dunia pendidikan Indonesia. Di dalam kampus, KAMMI menjaring kader dengan memanfaatkan keluguan dan ketidak tahuan para mahasiswa. Sasaran utamanya adalah mahasiswa baru yang masih polos dan tak tahu menahu dunia kampus. Dengan “mengatasnamakan Islam” KAMMI memberikan penawaran kepada mahasiswa baru untuk eksis dalam dunia kerohanian. KAMMI selalu berada di barisan paling depan ketika acara pendaftaran ulang mahasiswa dimulai.
Dengan berdalih membantu memberikan petunjuk kepada mahasiswa baru mereka mulai menjaring mahasiswa-mahasiswi baru, padahal ini adalah tugas BEM. Melalui pendekatan yang santun mereka mulai memberikan bantuan dan arahan jika ada maba (mahasiswa baru) yang kurang mengerti dengan dunia kampus. Kemudian beramah-tamah dan saling bertukar nomor telfon, berbicara hobi, kesamaan daerah hingga menjanjikan bantuan untuk mencari kontrakan atau kos-kosan yang murah bagi maba.
Kemudian mereka akan memulai membicarakan agama, berbicara dari hati-kehati. Pendekatan mereka sangatlah bagus dan friendly. Maba yang tertarik untuk memperdalam agama diarahkan untuk masuk SKI (organisasi intra kampus yang concern dengan islam).
Ada 2 jalan dari sini. Yang pertama melalui SKI. Besarnya animo maba yang ingin memperdalam ilmu agama menjadi modal jualan KAMMI. Banyak yang mulai mendaftar untuk masuk SKI dengan harapan agar dapat melakukan kegiatan yang positif.
Banyak juga yang mendaftar hanya karena muncul kabar jika maba yang ikut SKI dijamin nilai Mata kuliah Pendidikan Agama nya (Mata Kuliah Wajib) pasti dapat A. Jika sudah masuk SKI, maka para maba diarahkan dalam suatu diskusi dan kajian keislaman yang intens.
Namun yang menjadi kekhawatiran adalah apa yang diajarkan dalam diskusi dan kajian keislaman ini sangatlah jauh dari kesan Islam yang universal. Yang ada malah penataran keislaman secara “radikal” dan cenderung kearah “fanatisme agama”. Ini yang sangat berbahaya!
Jalan kedua adalah melalui bimbingan belajar dan kontrakan murah. Banyak maba yang ikut bergabung pada awalnya adalah karena ingin mencari kontrakan yang murah dan bantuan belajar dari senior. Namun, mereka tak menyadari bahwa itu adalah pintu utama agar mereka nantinya diarahkan menjadi kader KAMMI.
Dalam kontrakan, seorang maba tak diperbolehkan memasukkan teman wanita meskipun itu keluarganya. Tak boleh mendengarkan musik-musik barat dan Indonesia selain musik religi. Setiap pagi selalu diwajibkan untuk ikut kajian keislaman di masjid tertentu. Dari sini akan ketemu titik poinnya. Semua anggota SKI diarahkan untuk masuk KAMMI sebagai organisasi ekstra kampusnya. Setiap penghuni kontrakan tadi mayoritas adalah anggota SKI dan secara langsung atau tak langsung diarahkan untuk juga ikut KAMMI.
Selanjutnya, salah satu kegiatan rutin SKI adalah kajian keislaman. Begitu halnya dengan para penghuni kontrakan tersebut. Lantas? Telisik-punya telisik, kajian keislaman yang diwajibkan diikuti oleh anggota SKI dan kontrakan tersebut diadakan di masjid yang sama dengan waktu yang sama dan dibawahi oleh KAMMI. Yang menjadi menarik, dalam kegiatan KAMMI, outbond SKI atau dalam rumah kontrakan selalu diputar Mars PKS. Bahkan setiap bulannya ada aliran dana yang turun dari PKS sejumlah 70 juta per bulannya. Wow. Puncaknya adalah ketika masa pemilu mulai dekat, dalam basecamp SKI, KAMMI dan kontrakan banyak atribut PKS (stiker, pin, gantungan kunci, kaos, banner dan spanduk) yang bersliweran.
Dan ketika kajian keislaman dilangsungkan, semua majelis dihimbau untuk memberian suara kepada PKS. That’s the point. Terselubung, rahasia, tak banyak diketahui orang, namun ampun dan mampu menyedot banyak suara. Maka dari itu tak heran jika PKS langsung mampu mempunyai kader-kader yang mayoritas dari golongan muda terutama mahasiswa yang begitu banyak dan tersebar di Indonesia.
Sah-sah saja PKS menggunakan strategi yang seperti ini untuk memperbesar sayap partai. Namun ini berakibat fatal bagi dunia pendidikan Indonesia. Akan banyak mahasiswa yang lugu dan polos yang hanya “diperbodoh” dan “diperalat” mentah-mentah bagi pemenuhan kekuasaan elite-elite PKS. Jika kondisi dunia pendidikan kita seperti demikian, bagaimana kita bisa menghasilkan generasi pemuda harapan bangsa yang hebat?
Dan masih banyak lagi bukti PKS sebagai virus yang membahayakan bangsa Indonesia yang ber Bhineka tunggal ika ini. Termasuk issue keterkaitan PKS dengan Al Qaida dan ISIS. Untuk lengkapnya bisa dibaca di sini :

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © bagas'blogs - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -